[1]Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah
dikenal luas oleh masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan
daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) ini memiliki bau dan
khasiat yang sangat khas, sehingga banyak dipakai oleh setiap orang, terutama
pada bayi.minyak kayu putih dapat tumbuh didaerah tandus,tahan panas dan tumbuh
kembali setelah dibakar pohonnya. Pohon kayu putih terdapat secara alami di daerah Asia Tenggara,
yang tumbuh di dataran rendah atau rawa tetapi jarang ditemui di daerah
pegunungan. Tanaman kayu putih yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai komposisi
kimia yang berbeda dengan yang terdapat pada dataran rendah. Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol yang mencapai
65%. Dengan adanya komponen tersebut, minyak kayu putih dapat langsung
digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi. Tetapi di luar negeri, minyak
kayu putih juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi dan parfum.
Tanaman lain yang juga mengandung sineol adalah eucalyptus, dengan kadar yang
kebih besar yakni sekitar 85%.
Permukaan daun
minyak kayu putih berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun
bila dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir,
bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik
berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm,
lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat
ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut
merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya
berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu
putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun
kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses
penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih,
yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Daun kayu putih perbanyakan
dengan biji atau tunas akar.
adapun
proses pembuatannya adalah :
1. Daun
kayu putih dipetik terlebih dahulu dari pohonnya kemudian baru dilakukan
penyulingan secara sederhana
2. Setelah itu daun minyak kayu putih dimasukkan diatas rak dalam
ketel tempat perebusan dan pada dasar ketel diisi air yang dibakar menggunakan
tungku,ketel ditutup rapat agar uapnya tidak keluar. Disebelah ketel tersebut
ada bak penampung air yang merupakan salah satu tahap penyulingan
3. Uap dari
daun yang direbus didinginkan hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari
pipa penyulingan dengan sendirinya.penyulingan berlangsung kurang lebih 20
menit.
4. Setelah minyak kayu putih keluar dilakukan pengemasan, namun
sebelum dilakukan pengemasan. Minyak kayu putih disaring terlebih dulu dengan
kapas, kemudian baru dimasukkan dalam botol dan ditutup dengan rapat.selain
dapat menghasilkan minyak kayu putih, batang dan daun yang telah dimasak
dikeringkan kembali yang kemudian bisa digunakan untuk pembakaran minyak kayu
putih tersebut.kemudian minyak kayu putih siap untuk dipakai
Daun:
- Rematik.
- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).
- Radang usus, diare, perut kembung.
- Radang kulit.
- Ekzema, sakit kulit karena alergi.
- Batuk, demam, flu.
- Sakit kepala, sakit gigi.
- Sesak napas (asma)
Kegunaan untu kulit kayu : Lemah tidak bersemangat (neurasthenia). Susah tidur.
Pemakaian:
Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus.
Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.
Cara pemakaian untuk setiap penyakitnya:
1. Rasa lesu dan lemah, insomnia:
Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu
minum.
2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare:
Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan minum.
3. Radang kulit, ekzema:
Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3
gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk
mencuci bagian kulit yang sakit.
4. Luka bernanah:
Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada
luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah
dari luka tersebut dan membersihkannya.
Khasiat dari minyak kayu putih :
hasil dari Sulingan minyak daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih
(cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh
yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakit telinga, sakit kepala,
pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut
kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang
sebagai obat batuk.Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat
menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur
dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang
terbentuk setelah dikocok, tidak akan cepat menghilang.
Sifat kimiawinya
adalah :
Kulit pohon:
Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. Menghilangkan sakit
(analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut
(karminatif, pereda kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas.
Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut.
KANDUNGAN
KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol
50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.
Fungsi alat yang digunakan dalam penyulingan minyak kayu putih :
a. Ketel suling berfungsi sebagai wadah air dan uap untuk mengadakan
kontak dengan bahan baku dan menguapkan minyak.ketel suling ini berbentuk
silinder dan dilengkapi penutup yang dapat dibuka pada bagian atas penampang
ketel dan didalamnya dilengkapi dengan rak kayu yang berpori.pada ketel
dipasang pipa yang berfungsi mengalirkan uap pada kondensor.
b. Rak Kayu berfungsi sebagai tempat meletakan daun kayu putih agar
tidak terjadi kontak langsung dengan air. Rak kayu ini berada didalam ketel
suling dan terbuat dari kayu miranti