VIROID
Pada tahun 1971, ahli patologi tumbuhan O. T. Diener menemukan
partikel RNA infektif yang lebih kecil dari pada virus dan dapat
menyebabkan peny
akit pada tumbuhan. Ia menamakannya viroid. Viroid menginfeksi tanaman kentang, menyebabkan umbi kentang menggelendong (spindle tuber disease).
Selain itu viroid juga dikenal menginfeksi chrysanthemum
(sejenis tanaman bunga) dan menghambat pertumbuhan tanaman tersebut.
Viroid juga menyebabkan kepucatan pada mentimun. Jutaan dolar hilang
setiap tahun di ladang akibat aksi viroid.
Viroid mirip dengan virus, yaitu hanya mampu bereproduksi di dalam
sel hidup sebagai partikel RNA. Akan tetapi, viroid berbeda dengan virus
dimana setiap partikel RNA berisi RNA tunggal yang spesifik. Sebagai
tambahan, viroid tidak mempunyai kapsid ataupun dinding luar.
PRION
Prion merupakan partikel infektif kecil yang berisi protein. Beberapa
peneliti percaya bahwa prion berisi protein tanpa asam nukleat, karena
prion terlalu kecil untuk menampung asam nukleat dan karena prion tidak
dapat dirusak oleh agen pencerna asam nukleat.
Penyakit karena prion yaitu transmissible spongiform encephalopathies (TSEs)
merupakan penyakit neurologis yang progresif, berakibat fatal pada
manusia dan hewan. Para peneliti percaya prion adalah penyebab penyakit
Creutzfeldt-Jakob. Penyakit tersebut tergolong penyakit neurologis yang
menyebabkan dementia progresif, pertama kali diobservasi oleh
Hans Gerhard Creutzfeldt dan Alfon Maria Jakob pada tahun 1920. Pada
tahun 1976, Carlton Gajdusek memenangkan hadiah Nobel atas kerjanya
meneliti TSE Kuru. Penyakit Kuru memiliki karakteristik gangguan
keseimbangan (ataxia incapacitation) yang progresif dan berakhir dengan kematian.
Pada tahun 1982, ahli neurobiologi Stanley Prusiner mengajukan pendapat tentang protein yang menyebabkan penyakit neurologis Scrapie,
yang merupakan peristiwa degenerasi neural pada domba. Prusiner
menamakan protein infektif ini prion. Prion juga menyebabkan penyakit
neurologis lainnya seperti Kuru dan sindrom
Gertsmann-Strausler-Sheinker.
Sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian tentang prion
untuk mempelajari asal mula prion dan bagaimana prion bereplikasi dan
dapat menyebabkan penyakit.
-bersambung-